siswa berkata "TOLAK UNAS 6 MATA PELAJARAN"

Mungkin judul posting saya kali ini,dapat menggambarkan bagaimana risaunya sebagian besar hati siswa-siswi SMA seluruh Indonesia yang akan menghadapi Ujian Nasional (UNAS) dengan sistem yang berbeda dengan tahun sebelumnya.

Berbeda ? mungkin sebagian dari kita belum t
ahu bahwa materi UNAS SMA tahun ini adalah 6 mata pelajaran untuk seluruh jurusan.Untuk yang mengambil jurusan IPA,mata pelajaran yang akan diujikan tidak hanya Matematika,Bahasa Indonesia,dan bhasa Inggris saja tetapi akan ditambah Fisika,Kimia,serta Biologi.Begitu juga dengan jurusan IPS,mata pelajaran yang akan diujikan ditambah Sosiologi,Matematika, dan Sejarah,tahun lalu hanya Ekonomi & Akuntansi,Bahasa Indonesia,serta Bahasa Inggris.

Pertimbangan Pemerintah untuk menambah mata pelajaran yang diujikan pada setiap jurusan untuk UNAS tahun ini mungkin bertujuan baik,yaitu meningkatkan standar kualitas pendidikan Indonesia.Tapi seharusnya Pemerintah belajar dari kejadian-kejadian sebelumnya.Tahun lalu saja tingkat ketidak-lulusan UNAS di Indonesia mencapai 30 %.WOUW......!!!!

Angka 30 % menurut saya sangat besar,mengingat berapa puluh ribu jumlah pelajar tingkat menengah keatas di Indonesia.Kebijakan ini terkesan terlalu tergesa-gesa,karena pengumuman penambahan mata pelajaran UNAS tahun 2008 baru akhir-akhir ini saja.Tentu saja siswa-siswi yang baru mendengar akan shock berat,mengingat stigma negatif masyarakat yang menganggap siswa yang tidak lulus unas sebagai hal yang buruk.

Kebijakan ini berdampak demo di Surabaya yang dilakukan siswa-siswa SMA baik negeri maupun swasta.Mereka sepakat berkumpul di depan DINAS PENDIDIKAN SURABAYA pada pukul 10.oo pagi atau lebih tepatnya demo ini dilakukan saat jam pelajaran berlangsung.
Mereka ingin bertemu langsung dengan Kepala DINAS PENDIDIKAN,sahudi dan menyampaikan rasa keberatan mereka atas penambahan mata pelajaran yang diujikan.
Perwakilan setiap SMA akhirnya dipersilakan masuk dan berbincang langsung dengan Sahudi,beliau berjanji akan segera mengirimkan surat keberatan para siswa ke DINAS PENDIDIKAN PUSAT,demo usai setelah para siswa berdoa bersama.

Menurut saya,tindakan yang mereka lakukan ini baik.Mereka berani menyampaikan ketidak setujuan mereka pada kebijakan yang diambil Pemerintah tanpa melakukan tindakan yang anarki.Bagaimana pun juga,merekalah yang akan menjalani UNAS oleh karena itu mereka berhak menyampaikan aspirasi mereka bila kebijakan itu dianggap terlalu berlebihan.
Tindakan mereka ini tidak ada kaitannya dengan ketidak mampuan mereka dalam menjalani UNAS dan rasa paranoid belaka.

Salah satu sekolah di Surabaya mengatakan bahwa tindakan mereka ini hanya menunjukkan ketidakmampuan mereka saja dan ketakutan yang berlebihan bila tidak lulus UNAS.Okelah sekolah tersebut mempunyai pendapat seperti itu,tapi bila siswa merasa tidak sanggup dan tetap dipaksakan akibatnya juga menambah angka ketidak lulusan pada sekolah itu,Sekolah itu sendiri juga kan yang akan malu ?

Kita sebagai pelajar mesti bersikap aktif,dan tidak hanya menerima kebijakan-kebijakan yang kita anggap merugikan kita.Masa depan pendidikan Indonesia ada di tangan kita,sudah seharusnya kita membangun pendidikan Indonesia menjadi lebih baik,bukan hanya menjadi kelinci percobaan pemerintah belaka.

6 komentar:

Siska said...

well, pada zaman saya dulu sih masih 3 mata pelajaran. dan angkatan saya adalah yg pertama dikenai kebijakan seperti itu (2003).
harap-harap cemas pastilah. masalahnya orang2 terdahulu, mau nilai berapa aja pasti lulus.

mungkin mereka (si pembuat kebijakan)hanya mau ada perbaikan di sistem pendidikan di Indonesia. mereka bikin kebijakan yang mau tak mau melecut semua siswa agar rajin belajar dan berusaha lebih keras.

tidak semua orang beruntung di hasil akhir, saya paham benar itu. tidak jarang juga mereka berteriak bahwa kerja keras mereka selama 3 tahun di sekolah hanya dihargai pada hasil akhir UNAS saja.
tapi, mungkin hasil UNAS malah cukup menggambarkan apa yg mereka namakan 'kerja keras' selama itu bukan? well prepared adalah solusi, karena bisa jadi kebijakan tersebut tidak akan pernah berubah sekalipun ditentang.

well, hanya pendapat. nice post. salam kenal ya, dik!

aziz said...

Terima kasih untuk comment dari mbak siska.Memang persiapan adalah sesuatu yang wajib kita lakukan sekalipun unas-nya 3 mata pelajaran.Kalau kita lihat,3 mata pelajaran saja persiapannya sudah setengah mati apalagi 6 mata pelajaran.siswa pasti sudah lelah dan jenuh.Di sekolah saja sudah hampir setengah hari ditambah les-les untuk menunjang unas mereka.Pelajar bukan robot yang selalu siap sedia kan ?

tapi bagaimanapun juga saya tetap mengucapkan terima kasih untuk mbak siska yang mau meluangkan waktu kemari.

salam kenal

cash499 said...

Salam,
Saya sebagai guru yang sudah puluhan tahun mengganggap gak ada yang aneh dengan UNAS saat ini. Dulu sudah ada EBTANAS. Cuma siswanya saja yang sedemikian paranoid. Asal persiapan dengan baik dan menjalankan UNAS dengan baik pasti lulus.
Justru lebih baik ada UNAS tanggung jawab guru agak ringan. Hal ini karena banyak guru takut gak luluskan siswanya. Masa depan sekolahnya bisa pudar atau bahkab takut dikeroyok / dihajar siswanya yang gak lulus.
Banyak sekolah gak mau ambil resiko itu. Akhirnya meluluskan siswanya meski bloon amat. Banyak sekolah pinggiran yang perilaku siswanya 'amit-amit', jarang masuk eehh gampangnya minta lulus. Sebagai guru saya sangat gak rela itu. Mending tanggung jawab ini ada pada pemerintah. Tapi, baiknya pemerintah buat kriteria kelulusan lebih lunak.
Heran, siswa kita sekarang mau enaknya sendiri dan khawatir berlebihan pada UNAS.
Mestinya mereka bilang "UNAS, Siapa Takut?"

Wassalam,
www.smart-unas.blogspot.com

aziz said...

Makasih banget atas komentar dari cash499.
well,dalam artikel yang saya posting perasaan nggak ada kata-kata kami sebagai siswa takut UNAS.yang kami sesalkan hanya kebijakan UNAS dengan 6 mata pelajaran tuh terlalu cepat dan nggak belajar dari tahun-tahun sebelumnya.Dengan 3 mata pelajaran ja dah banyak yang nggak lulus.apalagi 6 mata pelajaran bo'.

ya tapi saya setuju dengan Anda,jalan satu-satunya ya berdoa dan berusaha

Sartono said...

Salam,
Yang saya tahu mengapa pemerintah menetapkan 6 matpel Unas adalah karena pemerintah menerima masukkan dari berbagai pihak.
Tahun kemarin Unas hanya 3 matpel, itu diprotes tidak adil bagi guru matpel lainnya. Mengapa hanya 3.
Sekarang ketika pemerintah menerima masukkan dari kasus tahun kemarin, yaitu sekarang menambahi Unas jadi 6 matpel. Kenapa diprotes pula? Khan jadi serba salah pihak pemerintah. Memangnya mau apa kita?
Kalau kelulusan dikembalikan pada sekolah, saya paling kurang sependapat. (lihat komentar saya sebelumnya)
Tentang latar belakang mengapa ada Unas saya tulis di www.mistersartono@blogspot.com

Saya pikir yang paling tepat kita jalani saja Unas ini dengan baik dan bertanggung jawab.

Wassalam,
www.smart-unas.blogspot.com

M Q said...

untung saya 2 tahun lagi